KONSEP DASAR GENDER DALAM ISLAM DAN MENETAPKAN NILAI-NILAI KESETARAAN GENDER YANG ISLAM
KONSEP DASAR GENDER DALAM ISLAM DAN MENETAPKAN NILAI-NILAI KESETARAAN GENDER YANG ISLAM
Gender dalam islam mencakup peran sosial dan kultural yang dibangun di masyarakat, bukan hanya perbedaan biologis. Islam menekankan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, meski peran mereka mungkin berbeda, terutama dalam keluarga dan masyarakat. Namun, keduanyya memiliki hak dan kewajiban yang setara di hadapan llah, dan saling melengkapi dalam menjalankan tugas sesuai fitrah masing-masing.
Kesetaraan dalam islam bukan berarti identik, tetapi lebih kepada keadilan dan saling melengkapi. Konsep kesetaraan gender (gender equality) mengacu pada kondisi di mana perempuan dan laki-laki menikmati hak-hak, kesempatan, dan tanggung jawab yang sama di semua bidang kehidupan. Ini berarti tidak ada perbedaan perlakuan atau bias berdasarkan gender. Kesetaraan gender bukan hanya tentang perempuan, tetapi juga tentang laki-laki, anak-anak, dan semua individu, karena ketidaksetaraan gender berdampak pada semua orang. Dengan mencapai kesetaraan gender, masyarakat dapat mencapai pembangunan yang lebih berkelanjutan, merata, dan inklusif. Al-qur`an dan hadis menekankan bahwa kesetaraan ini terwujud dalam pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan sosial yang memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi sesuai syariat.
Peran laki-laki dan perempuan dalam Islam berbeda, tetapi saling melengkapi. Laki-laki menjadi pemimpin dalam keluarga dan bertanggung jawab atas ekonomi, sementara perempuan mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak. Namun, perempuan juga diperbolehkan untuk bekerja dan berpendidikan, dan banyak contoh dalam sejarah Islam yang menunjukkan bahwa perempuan bisa memiliki peran penting di luar rumah, seperti Aisyah binti Abu Bakar yang berkontribusi dalam ilmu pengetahuan.
Pembedaan tugas dan kewajiban dalam Islam didasarkan pada perbedaan kodrat fisik dan peran yang lebih alami, tetapi ini tidak berarti ada diskriminasi. Sebaliknya, Islam memberikan hak yang adil kepada kedua gender, menekankan pada kesetaraan di hadapan Allah dalam hal amal dan takwa. Meskipun ada peran yang lebih dominan bagi laki-laki dalam beberapa bidang (seperti nafkah), perempuan juga diberi peran yang sangat penting dalam keluarga, masyarakat, dan ibadah. Dalam hal ini, keadilan adalah prinsip utama dalam setiap pembagian tugas dan kewajiban.
Tantangan kesetaraan gender di dunia modern saat ini masih sangat kompleks dan melibatkan berbagai dimensi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Meskipun telah banyak kemajuan baik dalam hal hukum maupun penerimaan sosial, kesetaraan gender tetap menghadapi banyak hambatan seperti berikut ini:
- Kekerasan berbasis gender
- Kesenjangan upah dan ketidaksetaraan ekonomi
- Stereotip gender dan pembatasan peran sosial
- Akses terhadap pendidikan dan kesempatan kerja
- Peran perempuan dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan
- Pandangan sosial tentang peran laki-laki
- Laki-laki dan perempuan sama sebagi hamba Allah
- Kewajiban amar ma`ruf nahi`an mungkar
- Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi
- Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi
Komentar
Posting Komentar